Masih Adakah Benteng Belanda di Pasuruan?

RT 01 - Kisah awal penjajahan Belanda di Indonesia dan di Kota Pasuruan khususnya dapat dipelajari berdasarkan peta kuno tahun 1726. 

Yaitu setelah terbunuhnya Untung Suropati tahun 1706 hingga pemberontakan yang diteruskan pengikutnya berhasil dipadamkan tahun 1723.

Maka pada waktu itu di Kota Pasuruan (Pasoeroean, Passaroean, atau Passaroewan dll) didirikan benteng oleh Belanda, seperti umumnya yang terjadi di banyak kota-kota lain di tanah air.

Benteng tersebut dibangun mulai dari tepi sebelah barat sungai Radjassa (Kali Rejoso) dari selatan ke utara sampai mendekati pantai, kemudian belok kebarat sampai ke sungai Gombong (Kali Gembong), benteng ini dinamakan "Benting Bogul"

Dari sungai Gombong terus ke barat sampai sungai Garoeda ada benteng lagi yang dinamakan "Benting Lo"

Kemudian ada 3 pemukiman semacam benteng yang dinamakan "De Pagger", didirikan di rawa-rawa dekat pantai yaitu :

1. De Pagger "Wanastranga"

2. De Pagger "Kalibotoo"

3. De Pagger "Djatarang"

Nama-nama yang terdengar agak asing, kecuali "Djatarang" yang bisa jadi asal dari nama daerah "Jarangan" sekarang. Ada sungai "Langahan" yang berubah jadi "Kali Welang", serta daerah "Grogon" yang sekarang jadi "Gerongan"

Selanjutnya dalam peta yang lain ada lagi "De Pagger" yang lebih besar, disebut sebagai "De Pagger Tot Passaroewan"  di tepi sungai Gembong, kemungkinan sebagai cikal bakal rumah Residen di Pasuruan, sekarang kantor ATR/BPN Kabupaten Pasuruan.

Situs bekas benteng atau 3 "De Pagger" tersebut diatas diduga masih ada di sekitar daerah kelurahan Panggungrejo, dan dulu banyak bekas makam orang Belanda di daerah Bugul Lor sekitar kantor kelurahan, entah sekarang masih ada atau tidak.


Sumber : buku Groot Java by Joannes Van Braam, pasuruankotamuseumjatim.wordpress.com

#pasuruan  

#kabpasuruan 

#kotapasuruan 

#sejarahpasuruan 

#bentengpasuruan 







Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak